Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku



Pelatihan Belajar Menulis PGRI telah memasuki materi yang ketiga. Narasumber materi ini yaitu Rita Wati, S.Kom. Beliau merupakan alumni gelombang 10. Buku yang telah berhasil beliau terbitkan terdiri dari 4 buku solo, 1 buku duet, dan 10 buku antologo. Karena prestasi ini maka beliau telah dipercaya menjadi narasumber di kegiatan ini mulai dari gelombang 16. Tema yang beliau sampaikan berjudul Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku. 

Materi disampaikan dengan kata yang lugas namun apik, sehingga enak dibaca. Kalau saya perhatikan sekilas karakter tulisan itu juga tergambar dari foto beliau 😉. Cantik tapi tegas, tidak bertele-tele. Diawal materi beliau mengajak kami, peserta, untuk menuliskan apa saja yang disukai dan yang dikuasai sesegera mungkin tanpa menunda-nunda. Latihan bagi kami pemula, menulis 100 kata/hari, terus ditingkatkan menjadi 150 kata/hari dan seterusnya hingga bisa mencapai 1000 kata/hari. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat peta konsep untuk mulai menulis buku. Penulisan buku dianjurkan untuk memulai dengan menulis buku rame-rame (antologi) untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Tulisan beliau di Kompasiana yang berjudul Cara Menulis Judul dan Tema Tulisan Layak Terbit cukup menggelitik. Ditulisan tersebut diungkap bahwa ada beberapa alasan orang untuk menulis, yaitu profit, non profit/hobi, promosi dan yang terakhir regulasi. Tulisan akan mendatangkan profit jika tulisan tersebut sesuai dengan trend  pasar dan keinginan penerbit. Jadi jika penulis hanya menulis hanya berdasarkan selera penulis maka akan sulit diterima pasar. Salah satu cara untuk mengetahui tema-tema yang sedang trend dapat diakses melalui https://trends.google.co.id/trends/

Beberapa hal yang pertimbangkan oleh penerbit untuk menerbitkan buku antara lain :
1. Editorial (10%)
2. Peluang Potensi Pasar (50-100%)
3. Keilmuan (30%)
4. Reputasi Penulis (10%)

Penulis yang menulis tanpa tujuan menghasilkan keuntungan biasanya kegiatan menulis hanya digunakan untuk menyalurkan hobinya saja. Tanpa perlu memikirkan tulisannya akan diterima oleh masyarakat atau tidak. Tulisan ini biasanya jika diterbitkan penulis harus merogoh kocek yang dibayarkan ke penerbit agar mau mencetak buku hasil karyanya.

Seringkali ditemukan buku yang diterbitkan dengan tujuan branding/pencitraan. Misalnya seorang artis atau tokoh terkenal lainnya sebagai penulis sebuah buku. Tak lain tujuannya adalah supaya orang tersebut dianggap lebih profesional jika telah menerbitkan sebuah buku. Bisa jadi buku tersebut tidaklah murni tulisan dia sendiri, namun ada penulis lain sebagai pendamping supaya tulisan dapat diterima oleh pasar.

Dan yang terakhir menulis untuk memenuhi regulasi. Hal ini banyak ditemui salah satunya dikalangan pendidik/dosen, yang mensyaratkan salah satunya tentang penerbitan buku untuk kenaikan pangkat. 






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Jitu Mengatasi Writting Block

Om Jay Berbagi : Menemukan Pemantik Ide Menulis

Menerbitkan Buku Semakin Muddah di Penerbit Indie